photo gabungan1_zpsa1b560fc.jpg

Logo Lentera Theater

Menyambung tali silatuhami, memperkuat ukuah islami, tetap dalam satu keyakinan.

 photo sampul_zps9de6a6b1.jpg

Bapak Pembimbing Lentera Theater

Bapak Pembimbing Sedang Duduk, Menunggu Waktu Latihan di Pantai Jono

 photo 4_zps8b2237ed.jpg

MDK (Muhammad Dedi Kurniawan)

MDK (Muhammad Dedi Kurniawan) bersuka ria menikmati keindahan pantai jono

 photo sampul4_zps33c16fd2.jpg

Bapak Pelatih (Sayhrizal Sibarani)

Bapak Pelatih sedang Duduk bersama Anggota, Sebelum Persiapan Latihan

 photo sampul2_zps02ac4478.jpg

Anggota Lentera

Anggota Lentera Sedang Latihan di Pantai Jono (Perjuangan)

Assalamualaikum, Selamat Datang Di Blog Lentera Theater

Tetap membara Lentera Theater

Jumat, 07 Februari 2014

Theater (Materi ke 2)


Jenis Jenis Theater Berdasarkan Perkembangannya Di Indonesia

          Indonesia adalah negara culture plural yang memiliki beragam etnis yang menyebar dan mendiami beberapa wilayah kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Hal ini mengakibatkan munculnya efek dan dampak yang bersifat positif dan negative. Namun yang menjadi bahasan kita saat ini adalah keanekaragaman tersebut berdampak pada adat budaya material dan immaterial disebabkan oleh pola kehidupan diantara sesama dan lintas etnis, tingkat pengetahuan dan perkembangannya, kepercayaan serta lingkungan hidup yang ditempati. Sehingga mengakibatkan lahirnya budaya – budaya pada masing- masing etnis. Yang toh pada akhirnya menambah jumlah icon kekayaan culture bangsa ini termasuk pada jenis theater.

 Secara Periodik theater jenis theater di Indonesia dibagi menjadi 3 :

1.Theater Klasik
          Yaitu theater yang muncul dan berkembang didalam lingkungan kraton, istana. Theater ini bersifat statis. Tidak memiliki perubahan struktur alur cerita, baku dan dianggap sakral serta kecenderungan pada model sajian dengan cara penggabungan cerita antara gending/ macapat, tari dan moral (DRATASIK). Bercerita tentang nilai moral 2 karakter yang bersifat manusiawi ; kebaikan dan keburukan, serta mengangkat kisah mitos hinduisme ke dalam tema cerita. Seperti : Kisah Ramayana dan Shitta ( baca ; Sinta ), Mahabarata, Rayana, Krishna dan lain – lain.

2. Theater Tradisional
         Yaitu theater yang berkembang ditengah masyarakat luas dan menjadi karakter suatu daerah. Sehingga theater ini lebih dikenal dengan  istilah theater daerah atau theater kerakyatan. Seperti : Bangsawan (Sumut), Randai (Sumbar), Pahlawan (Sumsel), Ketoprak (Jateng ), Ludruk (Jatim), Sang Hyang (Bali) dan lain lain.
          Theater ini dapat kita lihat perbedaannya dengan cara memperhatikan bentuk penyajian dan penyampaiannya. Antara lain :
  • Anonim ( tidak diketahui pencipta atau penyusunnya ) 
  • Di mainkan di arena terbuka, seperti di lapangan, halaman, pasar, alun –alun. Penonton duduk melingkar. Walau sekarang mungkin sudah lebih menjurus kearah pentas, studio, layar lebar dan layar kaca
  • Kecenderungan naskah bersifat improvisasi. Pemain dituntut pintar dan cakap. Bakat alamiah sangat membantu. Tidak dipola oleh naskah baku dan sutradara

3. Theater Modern
            Yaitu theater yang bersifat bebas, vulgar. Tidak memiliki naskah baku seperti theater klasik. Dinamis dan mengutamakan pesan/konklusi. Penyampaian terkadang bersifat abstrak dan controversial. Kemerdekaan karakter dan improv adalah kekayaan. Terkadang melanggar aturan baku alur naskah. Namun tetap memiliki problematik dan  upaya penyelesaian. Memiliki banyak model/jenis bentuk penyajian. Jenis theater ini banyak berkembang di Indonesia. Seperti : theater – theater kampus, WS. Rendra dengan Bengkel Theater, N. Riantiarno dengan KOMA, Butet Kertarejasa dengan MONOLOG dan lain lain.


……..Kisaran, 07 Pebruari 2014……


Muara Senja
Lentera Theater Asahan
Page 2

Theater (Materi 1)


………T H E A T E R………
Pengertian Theater

Theater berasal dari bahasa Yunani yaitu Theatron. Yang memiliki arti :
  • Kagum
  • Terkesima
  • Terpukau
  • Terpanah
  • Takjub
Keadaan yang dapat menarik hati, serta semua kata yang memiliki arti yang sama dengan hal yang telah disebutkan diatas.
Theater juga diartikan sebagai HYPOKRIT yaitu kemunafikan. Artinya semua yang ditampilkan dalam pementasan hanyalah pembohongan publik, sebab watak dan karakter yang diperankan diatas pentas / panggung bukanlah watak dan karakter asli dari hal yang sebenarnya. Hal ini memang sesuai dengan tema theater sebagai miniature kehidupan. Sebab theater mengangkat cerita tentang prosesi cerita hidup yang dialami manusia.
Di Indonesia theater dikenal dengan istilah DRAMA ataupun SANDIWARA. Drama berasal dari bahasa Yunani yaitu dramoi. Yang berarti segala hal yang bergerak. Sedangkan sandiwara berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Sandi dan Wara. ( sandiwara ; 2 kata yang disatukan ). Sandi berarti isyarat. Dan wara atau warah berarti berita. Sandiwara berarti berita / kabar yang disampaikan lewat bahasa isyarat. Pada mulanya theater berkembang di Yunani sebagai sarana hiburan/ pertunjukan . Yang kemudian berkembang hingga sekarang.
Secara eksplisit theater berarti :
  • Segala hal yang berkaitan dengan panggung
  • Segala hal yang berkaitan dengan penonton
  • Segala hal yang berkaitan dengan tempat duduk penonton
  • Segala hal yang berkaitan dengan sutradara
  • Segala hal yang berkaitan dengan naskah / scenario
       Sedangkan panggung sendiri dapat diartikan sebagai CENTRAL OF INTEREST ( pusat perhatian ). Panggung bukan pentas, tetapi pentas sudah pasti panggung. Artinya panggung dapat terjadi dimana saja dan kapan saja selama pusat perhatian massa / penonton tertuju pada hal tersebut. Maka segala hal yang menjadi pusat perhatian massa walau hanya sekejap dapat diartikan sebagai panggung.



……………..Kisaran, 23 Januari 2014……………

Muara Senja 
Lentera Theater Asahan
Page 1