Jumat, 07 Februari 2014

Theater (Materi ke 2)


Jenis Jenis Theater Berdasarkan Perkembangannya Di Indonesia

          Indonesia adalah negara culture plural yang memiliki beragam etnis yang menyebar dan mendiami beberapa wilayah kepulauan dari Sabang sampai Merauke. Hal ini mengakibatkan munculnya efek dan dampak yang bersifat positif dan negative. Namun yang menjadi bahasan kita saat ini adalah keanekaragaman tersebut berdampak pada adat budaya material dan immaterial disebabkan oleh pola kehidupan diantara sesama dan lintas etnis, tingkat pengetahuan dan perkembangannya, kepercayaan serta lingkungan hidup yang ditempati. Sehingga mengakibatkan lahirnya budaya – budaya pada masing- masing etnis. Yang toh pada akhirnya menambah jumlah icon kekayaan culture bangsa ini termasuk pada jenis theater.

 Secara Periodik theater jenis theater di Indonesia dibagi menjadi 3 :

1.Theater Klasik
          Yaitu theater yang muncul dan berkembang didalam lingkungan kraton, istana. Theater ini bersifat statis. Tidak memiliki perubahan struktur alur cerita, baku dan dianggap sakral serta kecenderungan pada model sajian dengan cara penggabungan cerita antara gending/ macapat, tari dan moral (DRATASIK). Bercerita tentang nilai moral 2 karakter yang bersifat manusiawi ; kebaikan dan keburukan, serta mengangkat kisah mitos hinduisme ke dalam tema cerita. Seperti : Kisah Ramayana dan Shitta ( baca ; Sinta ), Mahabarata, Rayana, Krishna dan lain – lain.

2. Theater Tradisional
         Yaitu theater yang berkembang ditengah masyarakat luas dan menjadi karakter suatu daerah. Sehingga theater ini lebih dikenal dengan  istilah theater daerah atau theater kerakyatan. Seperti : Bangsawan (Sumut), Randai (Sumbar), Pahlawan (Sumsel), Ketoprak (Jateng ), Ludruk (Jatim), Sang Hyang (Bali) dan lain lain.
          Theater ini dapat kita lihat perbedaannya dengan cara memperhatikan bentuk penyajian dan penyampaiannya. Antara lain :
  • Anonim ( tidak diketahui pencipta atau penyusunnya ) 
  • Di mainkan di arena terbuka, seperti di lapangan, halaman, pasar, alun –alun. Penonton duduk melingkar. Walau sekarang mungkin sudah lebih menjurus kearah pentas, studio, layar lebar dan layar kaca
  • Kecenderungan naskah bersifat improvisasi. Pemain dituntut pintar dan cakap. Bakat alamiah sangat membantu. Tidak dipola oleh naskah baku dan sutradara

3. Theater Modern
            Yaitu theater yang bersifat bebas, vulgar. Tidak memiliki naskah baku seperti theater klasik. Dinamis dan mengutamakan pesan/konklusi. Penyampaian terkadang bersifat abstrak dan controversial. Kemerdekaan karakter dan improv adalah kekayaan. Terkadang melanggar aturan baku alur naskah. Namun tetap memiliki problematik dan  upaya penyelesaian. Memiliki banyak model/jenis bentuk penyajian. Jenis theater ini banyak berkembang di Indonesia. Seperti : theater – theater kampus, WS. Rendra dengan Bengkel Theater, N. Riantiarno dengan KOMA, Butet Kertarejasa dengan MONOLOG dan lain lain.


……..Kisaran, 07 Pebruari 2014……


Muara Senja
Lentera Theater Asahan
Page 2

0 komentar:

Posting Komentar